Pages

Search This Blog

Wednesday, March 2, 2011

SEBUAH KISAH MENGENAI SEORANG KAWAN

Selalu begitu. Menyengat. Jujur. Tulus. Kata-katanya menggambarkan, "Iya, Aku selalu akan mendoakanmu. Tanpa mungkin harus kau pinta juga."  Itu yang Aku rasa ketika dalam obrolan via YM. Kupinta doanya. Dan dengan singkat, ia hanya jawab, "Selalu Mat".


Ahh, entahlah. Tapi mari kuperkenalkan kepada teman-teman semua sahabatku yang satu ini. Sahabat yang langka. Kurasa adalah karunia Allah yang besar ditakdirkan bisa bergaul bersamanya.

Skenario Allah, beliau bisa menamatkan hafalan 30 juz Al Quran pada usia 13 tahun.
Skenario Allah, kedua orang tuanya terilhamkan untuk menitipkan pendidikan putranya ini di sebuah Sekolah berasrama nan jauh di pelosok desa Cihideung, kecamatan Cinangka. Dan di pendidikan SMP kelas dualah, awal mula aku berkenalan dengannya. Tidak ada yang istimewa. Selain, dia dari Negeri Seberang sana dan penghafal 30 juz Al Quran. Orangnya biasa-biasa saja. 

Sesuatu yang luar biasa kami lewati bersama. Ah. Ya, karunia-Nya juga, kami sama-sama melanjutkan ke SMA yang sama. Menjadi Mentor Asrama bersama. Petualangan. 
Proses interaksi kami dengan Islam cenderung bersama. Tapi, ya. Di sini beliau melesat tinggi.

Jujur, beliau termasuk sebaik-baik saudara yang pernah kukenal. Sebaik-baik kawan yang pernah kukenal. Nasihatnya sering terucap secara halus. Dengan nuansa yang tidak teramat menyinggung. Kedalaman ilmunya tampak pada ketenangannya.

Beliau melanjutkan kuliah di sebuah Unversitas yahud Negeri ini. Di sebuah jurusan ilmu alam. Interaksiku dengan beliau berkurang. Hanya sesekali. Terkadang via online. Ah, mungkin kita kurang kan menangkap sesuatu yang teramat istimewa pada dirinya. Tapi justru itulah yang membuatku justru semakin senang padanya. Kehebatan yang paling agung seringkali tidak tampak sebagai sesuatu yang 'wah' di permukaannya. Tapi semakin sering kita berinteraksi dengannya, semakin rindu kita padanya. Hingga sekarang, kabar-kabar yang beliau bagi semakin membuatku sayang padanya. Semua yang beliau capai memang pantas. Semakin tanya itu menyelusup..
"Surga, terasa jauh..."

Aku ingin kalian mengenal saudaraku yang satu itu...
Dan bersiap-siaplah untuk kecewa karena kalian tidak akan menemukan kehebatan yang terlalu besar pada beliau. Tapi, mungkin.. kalian akan betah untuk berlama-lama dengannya. Namun jalan kita masih panjang. Dan semoga persahabatan itu tidak berakhir disini. Semoga kelak persahabatan itu berujung di Surga-Nya yang terhormat. Ya, disana kita Reuni. REUNI AKBAR. Amin.

Oh..Aku hampir lupa untuk mengatakan nama sahabatku itu. Beliau bernama Mohd Ahmad Al Rashid. Oh ya, beliau juga nggak punya akaun facebook. Jadi jangan coba-coba untuk mencarinya. :D
Mohd Ahmad Alrashid-Hanyalah seorang yg biasa2.


Kadang, seorang yang biasa-biasa bisa meninggalkan kesan yang luar biasa dalam diri kita. Tak kenal maka tak cinta.  Cinta yang tumbuh lillahi taala, antara sahabat yang berlandaskan Ukhuwah Islamiah bukan kepalang hebatnya, sehingga menimbulkan rasa cemburu kepada para nabi dan syuhada' sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Di sekitar Arasy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi atau syuhada’. Para Nabi dan syuhada cemburu kepada mereka.” Ketika ditanya para sahabat, Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai kerana Allah, saling bersahabat kerana Allah dan saling berkunjung kerana Allah.” (HR Tirmizi) 

Petikan kisah seorang kawan, yang di zahirkan oleh seorang pemuda bernama RAKHMAT WIRAWAN adalah gambaran kedekatan hati dua insan yang berada di dalam DAKAPAN UKHUWAH.
 ********

Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji. 

Dalam dekapan ukhuwah, kita akan mengeja makna-makna itu, menjadikannya bekal untuk menjadi pribadi pencipta ukhuwah, pribadi perajut persaudaraan, pembawa kedamaian, dan beserta itu semua; pribadi penyampai kebenaran. Dalam dekapan ukhuwah, kita tinggalkan Narcissus yang dongeng menuju Muhammad yang mulia dan nyata. Namanya terpuji di langit dan bumi.
(Dalam Dakapan Ukhuwah Salim A Fillah) 

3 comments:

  1. ahmad bukan orang biasa², dari kecik dah nampak 'cahaya'nya

    -cepat balik sini masuk imam muda
    -doakan kak lin selalu :)

    ReplyDelete
  2. Imam Muda glamour..Ahmad tak suka glamour, takut hilang 'cahaya' hati timbul spotlight riya'. Nauzubillah min zalik. Kalau setakat doakan Kak Lin Insyallah..

    ReplyDelete
  3. betul-betul-betul... tapi program imam muda tu kena ada jugak, kalau asik sumbat budak² dengan AF, perut rasa mual yo!

    ReplyDelete